KELAHIRAN PADA TERNAK



(PARTURATION, PARTUS, DELIVERY, MISE BAS)

KELAHIRAN : AKHIR dari periode KEBUNTINGAN

Tanda-Tanda (GEJALA UMUM) Menjelang Periode Kelahiran :

* Melalui Recording
Menggunakan Data :    Waktu Perkawinan Terakhir
  Lama Kebuntingan Ternak
 Þ  Waktu kelahiran dapat diketahui.
*  Pertumbuhan Kelenjar Ambing     
§  Pembesaran Ambing yang berisi kolostrum

§  Ambing    OEDEMATUS,  bila ditekan MELEGOK

* Vulva Basah dan Berdilatasi, serta keluar cairan ALLANTOIS dari vagina.
* Hewan Gelisah, mengisolasi diri, reaksi sakit di perut (kontraksi uterus), responnya  Þ sapi sering melihat perutnya, dan matanya ’rolling eyes  (sebagai manifes-tasi rasa sakit).
* Daerah PERUT relaksasi dan daerah FLANK (LEGOK LAPAR) MELEGOK.  Terjadi Relaksasi LIGAMENTUM SACRO ILIACA Þ PANGKAL EKOR dan daerah PELVIS MELEGOK (pengaruh RELAXIN)
* TEMPERATUR RECTAL (SAPI) TURUN  ½ O C selama DUA hari menjelang PARTUS.
FASE ATAU TAHAPAN  PARTUS  (3 FASE)
1.     FASE PERSIAPAN
2.     FASE PENGELUARAN FETUS
3.     FASE PENGELUARAN PLACENTA

A.   RELAKSASI SYMPHISIS PUBIS
B.   KONTRAKSI UTERUS

C.  DILATASI CERVIX UTERI



§   SYMPHISIS PUBIS merupakan PERTAUTAN dua tulang PELVIS kiri – kanan.  PERTAUTAN ini MERENGGANG pada saat menjelang PARTUS.
§   RELAKSASI SYMPHISIS PUBIS merupakan hasil pengaruh kerja hormon RELAXIN.
§   RELAKSASI SYMPHISIS PUBIS
ß
Merenggangkan tulang PELVIS kiri – kanan

ß
Memperbesar GERBANG PELVIS
ß
Memungkinkan lewatnya FETUS pada saat PENGELUARAN FETUS

RELAXIN diproduksi oleh :
§   CORPUS LUTEUM
§   P L A C E N T A
§   U T E R U S

Pada Fase PERSIAPAN INI terjadi KONTRAKSI   
 U T E R U S





Kontraksi MYOMETRIUM (otot uterus)








MYOMETRIUM CIRCULAIR
MYOMETRIUM LONGITUDINAL






Hypophyse POSTERIOR  Ü  Ü
Akhir Masa Kebuntingan
ß
ß   OXYTOCIN
ß
Rangsang   MYOMETRIUM
ß
SEL-SEL OTOT
ß
SINTESA PROTEIN KONTRAKTIL
( ACTOMYOSIN )
ß
KONTRAKSI UTERUS

Kontraksi UTERUS :
*   Periodik setiap 15 menit (selama 20 detik)
*   Kontraksi Ritmik Otot Myometrium
sirkular + longitudinal
ß  Gerakan PERISTALTIK
Gerakan EKSPULSI (pengeluaran)
ke arah CERVIX UTERI


§  Tahap AKHIR fase PERSIAPAN
§  Akibat Rangsang Hormon RELAXIN
(Hormon Placenta)
§  Relaksasi CERVIX UTERI
ß
ß
PRAKTIK di Lapangan :
*  1 jari (telunjuk)                               :  3 hari
*  2 jari (telunjuk + j. tengah)           : 2 hari   lagi LAHIR
*  3 jari (telunjuk – j. manis)                 :  1 hari
§  FETUS terdesak CHORIOALLANTOIS ke arah PELVIS
ß
Selaput CHORIOALLANTOIS PECAH
ß
cairan ALLANTOIS keluar
ß
mengalir ke VAGINA  Þ  V U L V A
Relaksasi Symphisis Pubis

Þ
SERENTAK  Þ
FASE PENGELUAR-AN FETUS
Kontraksi Uterus
Dilatasi Cervix Uteri
LAMA FASE PERSIAPAN
ø   SAPI, DOMBA
s.d.
6 jam
PRESENTASI FETUS ABNORMAL
ø   K U D A
4 jam
ø   B A B I
12 jam



REFLEKS KONTRAKSI dari :
Myometrium UTERUS

Menimbul-kan  Gejala PEREJANAN
Otot DIAPHRAGMA
Otot PERUT
§  M. Obliqus Abdomini externus
§  M. Obliqus Abdomini internus
§  M. Rectus Abdominis
ø    Penegangan kantong AMNION sepanjang kepala dan anggota gerak (EKSTRIMITAS).
ß
Penekanan ke arah PELVIS
ß
Masuk VAGINA  Þ   Kantong AMNION menonjol di VULVA
ß
WATER BAG
ø   Dilatasi Cervix Uteri maksimal

Berlangsung SERENTAK


 


PROSES PENGELUARAN FETUS
Refleks Kontraksi dari :
§   UTERUS/Myometrium
§   Otot DIAPHRAGMA
§   OTOT PERUT
Kantong ALLANTOIS  pecah


ø    Pada RUMINANSIA
Fetus masih dibalut MEMBRAN FETUS (selaput Amnion).
ø    Fase Pengeluaran Fetus ini berlangsung :
§   S a p i    :  0,5 – 1,0 jam
§   Domba   :  0,5 – 2,0 jam
§   K u d a   :  0,5 jam
§   B a b i    :  2,5 – 3,0 jam
§     Pada fase ini kontraksi uterus makin intens,
§  Setiap 7 – 15 menit (lamanya 1,5 menit).
ø    Peristiwa yang paling lama pada fase ini adalah LEWATNYA KEPALA FETUS.  Selanjunya singkat sekali.
ø    Pada Ruminansia terdapat SEJUMLAH KESULITAN pada fase Pengeluaan Fetus ini karena :
*   POSISI FETUS
a.         Presentasi ANTERIOR
§  Kepala terletak di antara kaki depan, yang muncul pertama kali pada proses kelahiran.
§  Posisi ini memungkinkan fetus segera bernafas saat kepala keluar
b.         Presentasi POSTERIOR
§   Kedua kaki belakang lebih dahulu memasuki gerbang pelvis.
§   Posisi ini relatif lebih sedikit meng-hadapi kesulitan

Kelainan posisi fetus akan menyebabkan terjadinya kesulitan pengeluaran fetus (DISTOCHIA).

S A P I 
Mortalitas Fetus pada
§  Kelahiran Tunggal   :   5,90 %
§  Kelahiran Kembar    : 18,40 %
D O M B A
§  Mortalitas Fetus akibat Presentasi Abnormal : 28 – 29 %
*  UKURAN FETUS dan PEMBUKAAN PELVIS
§  UKURAN FETUS (lingkar dada 68 – 79 cm) dan PEMBUKAAN PELVIS (Gerbang Pelvis 61 – 68 cm).
ß
UKURAN FETUS lebih penting dari pada PEMBUKAAN PELVIS
ß
KONDISI di atas akan memerlukan tindakan PENARIKAN FETUS menggunakan tali lunak.
§  CROSSING BREEDS
CHAROLAIS X JERSEY
Mortalitas pada :
Partus mudah                        :   3,10 %
Partus dengan penarikan kuat        : 12,00 %
Intervensi Dokter Hewan        : 34,00 %

Khusus sapi CHAROLAIS (Ras Perancis), terkenal sebagai jenis ternak sapi yang DOUBLE MUSCLE (CULARDE)
ß
Problema PARTUS  Þ  DISTOCHIA



3.  Fase Pengeluaran Placenta




ø    Pada fase ini kontraksi uterus terus berlang-sung, sebagai proses aktif dalam rangka pengeluaran membran fetus (PLACENTA)
ø    Kontraksi/peristaltik uterus dimulai dari APEX (CORNUA) UTERUS
ß
Pelonggaran Perlekatan Villi Chorion antara COTYLEDON  dan CARUNCULAE
ß
Memudahkan Pengeluaran Placenta

ø    Fase ini berlangsung :
Sapi      :  6,0 – 12 jam
Domba  :  0,5 –   8 jam
Kuda    :   1 jam
Babi     :   1 – 4 jam

Sapi > 24 jam Þ  Retensio Secundinarum
Sering terjadi pada kasus :
ABORTUS, DISTOCHIA, KELAHIRAN PREMATUR, KEBUNTINGAN MULTIPLE.

Kuda > 2 jam  Þ  METRITIS

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nama rumput dan legum

Kerawang gayo lues

laporan pratikum agrostologi