LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PAKAN PENGOLAHAN FISIK PADA BUTIRAN DAN PROPORSI HASIL PENGHANCURAN MENGGUNAKAN SCREEN YANG BERBEDA
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI PAKAN
PENGOLAHAN FISIK PADA BUTIRAN DAN PROPORSI HASIL
PENGHANCURAN MENGGUNAKAN SCREEN YANG BERBEDA
Oleh :
Kelas E
Kelompok 6
Desty Wahyu Kurnia 200110140283
Dudi Imaddudin 200110140285
Ihwannudin Faizal 200110140288
Arinda 200110140290
Saiful 200110140293
Nadya R. Addawiyyah 200110140295
Tiara Andamsuri 200110140298
Afifah Maulidah 200110140300
LABORATORIUM NUTRISI TERNAK UNGGAS NON RUMINANSIA DAN INDUSTRI MAKANAN
TERNAK
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2016
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dunia
usaha peternakan semakin dituntut untuk dapat memanfaatkan lahan secara optimal
sehingga produktivitas lahan dapat ditingkatkan semaksimal mungkin. Sejalan
dengan intensifikasi lahan maka ketersediaan pakan sebagai penunjang
keberhasilan sektor peternakan dewasa ini menjadi penentu utama yang
dikarenakan biaya produksi terbesar dari usaha peternakan adalah pakan.
Pakan
sendiri sangat diperlukan karena kandungan nutrisi yang ada didalamnya digunakan
untuk kelangsungan hidup ternak itu sendiri. Bahan pakan yang
sering kita temui, diantaranya bahan pakan yang berasal dari hewan dan bahan
pakan yang berasal dari tumbuhan. Diantara bahan pakan asal hewan yaitu tepung
ikan, tepung udang, tepung tulang, tepung darah, tepung bulu, dll. Sedangkan bahan pakan asal tumbuhan yaitu tepung kedelai, bungkil kelapa,
jerami, rumput, legum, ampas tahu, bungkil kedelai, dll.
Kualitas
nutrisi dalam bahan pakan terus menurun seiring waktu yang diakibatkan karena
beberapa faktor tertentu. Oleh karena itu, perlu adanya pengolahan bahan pakan
agar menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan kandungan nutrisi
pada bahan pakan tersebut.
Pengolahan
pakan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu pengolahan mekanik, pengolahan fisik,
pengolahan kimia, pengolahan biologi, atau gabungan dari keempat cara diatas.
Pemilihan pengolahan harus dilakukan dengan benar agar tujuan dari pengolahan
tersebut dapat sesuai dengan yang diinginkan. Salah satunya yaitu pengolahan
mekanik menggunakan mesin seperti diskmill sehingga partikelnya lebih kecil
sehingga dapat memudahkan ternak untuk memakannya.
1.2
Identifikasi
Masalah
(1)
Bagaimana ukuran partikel dari
pengolahan jagung menggunakan diskmill dengan menggunakan screen yang berbeda.
(2) Bagaimana
hasil proporsi penyaringan jagung, dari hasil penggilingan screen berbeda,
menggunakan hasil saringan yang berbeda.
1.3
Maksud
dan Tujuan
(1)
Untuk mengetahui secara visual
(makroskopis) berbagai ukuran bahan pakan yang telah digiling dan disaring oleh
diskmill dengan ukuran yang berbeda.
(2) Untuk
mengertahui proporsi Jagung hasil penghancuran menggunakan screen yang berbeda.
1.4
Waktu
dan Tempat
Pengolahan
Fisik Pada Butiran
Tanggal :
Selasa, 27 september 2016
Waktu :
10.00-12.00 WIB
Tempat :
Mini Feedmill Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.
Proporsi
hasil penghancuran jagung menggunakan
screen yang berbeda
Tanggal :
Selasa, 04 Oktober 2016
Waktu :
10.00-12.00 WIB
Tempat :
Laboratorium Nutrisi Laboratorium Nutrisi Ternak Unggas Non Ruminansia dan
Industri Makanan Ternak Fakultas Peternakan, Universitas Padjajaran.
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pakan
Pakan
adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, dapat dicerna sebagian atau
seluruhnya dan bermanfaat bagi ternak, oleh karena itu apa yang disebut pakan
adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi persyaratan tersebut di atas dan
tidak menimbulkan keracunan bagi ternak yang memakannya (Kamal, 1994).
Kebutuhan pakan terkait erat dengan jenis ternak, umur ternak, tingkat
produksi.Konsumsi bahan kering pakan ditentukan oleh tubuh ternak. Macam
ransum, umur, penyakit, lingkungan, kondisi ternak dan defisiensi nutrient
tertentu (Tillman, 1998).
Berdasarkan bentuknya dan
fisiknya, bahan baku pakan ternak digolongkan menjadi empat kategori yakni:
bentuk butiran, tepung, pellet dan bentuk cairan. Bentuk butiran umumnya lebih disukai ternak
unggas, seperti bahan baku pakan jagung, gandum, sorgum dan lain-lain. Bentuk
tepung umumnya diperoleh dari bahan baku seperti bekatul, dedak gandum, tepung
tulang, tepung ikan dan lain-lain dengan komposisi ekonomis 25% - 35%
(Murtidjo, 2003).
2.2
Pengolahan
Bahan Pakan
Pengolahan
pakan merupakan suatu kegiatan untuk mengubah pakan tunggal atau campuran
menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan. Bahan pakan baru yang dihasilkan
dari proses pengolahan diharapkan mengalami peningkatan kualitas. Proses
pengolahan pakan ini mempunyai beberapa tujuan, diantaranya adalah:
(1)
Meningkatkan kualitas bahan
(2)
Memudahkan penyimpanan
(3)
Pengawetan
(4)
Meningkatkan palatabilitas
(5) Meningkatkan
efisiensi pakan
(6)
Memudahkan penanganan dan pencampuran pada pembuatan pakan
jadi (Balitbang
Kalimantan Selatan, 2011).
III
ALAT, BAHAN, DAN
PROSEDUR KERJA
3.1
Alat
3.1.1
Penggilingan
(1) Disk mill, berfungsi
sebagai alat untuk menggiling bahan pakan.
(2) Screen
ukuran 3, berfungsi untuk menyaring
bahan pakan yang digiling berukuran 3 mm.
(3) Wadah,
berfungsi untuk menampung bahan pakan yag telah digiling.
(4) Timbangan
digital portable , berfungsi untuk
menimbang bahan pakan.
3.1.2 Penyaringan
(1)
Saringan no 14 , 18 dan 30 berfungsi
untuk menyaring bahan pakan.
(2)
Baskom/wadah, berfungsi untuk menampung
bahan pakan yang lolos saring dan tidak lolos saring.
(3)
Timbangan, berfungsi untuk menimbang
bahan pakan yang lolos saring dan tidak lolos saring.
3.2
Bahan
3.2.1
Penggilingan
Butiran jagung 5
kg, sebagai bahan pakan yang akan digiling.
3.2.2
Penyaringan
Jagung yang
telah digiling sebagai bahan pakan yang akan disaring.
3.3
Metode
3.3.1
Penggilingan
(1)
Menyiapkan sampel bahan pakan
jagung sebanyak 5 Kg.
(2)
Menyiapkan screen 2 dan
memasangkannya pada alat Disk mill.
(3)
Memasukkan sampel jagung ke
dalam mesin dengan kondisi katup tertutup.
(4)
Menyalakan mesin, kemudian
membuka katup dan menyalakan stopwatch.
(5)
Menunggu jagung halus dan
mematikan stopwatch.
(6)
Menimbang jagung halus yang
dihasilkan.
(7)
Menghitung waktu yang
dibutuhkan untuk memperoleh jagung halus (Kg/jam).
3.3.2 Penyaringan
(1) Mengambil jagung hasil penghancuran dan
dihomogenkan.
(2) Melakukan sampling dengan menggunakan metode
kuadran sebanyak 1 Kg.
(3) Menyaring jagung halus pada ukuran saringan 14.
(4) Menimbang jagung yang tidak lolos saringan 14.
(5) Menyaring sisa saringan 14 dengan saringan 18.
(6) Menimbang jagung tidak lolos saringan 18.
(7) Menyaring sisa saringan 18 dengan saringan 30.
(8) Menimbang sisa saringan, dan yang tidak lolos
saringan 30.
(9) Menghitung presentasi dari setiap saringan.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Pengamatan
4.1.1
Penggilingan
Ukuran
Screen
|
Screen 3
|
Screen 2
|
||||
Kel 1
|
Kel 3
|
Kel 5
|
Kel 2
|
Kel 4
|
Kel 6
|
|
Berat
Awal (kg)
|
5,040
|
5,045
|
5,030
|
5
|
5,015
|
5,05
|
Berat
Akhir (kg)
|
5,025
|
4,34
|
5,285
|
4,72
|
4,915
|
4,935
|
Waktu
(menit)
|
1,25
|
2,67
|
1,37
|
11
|
4,36
|
6
|
Produktivitas
Mesin (kg/jam)
|
241,92
|
113,37
|
220,29
|
27,27
|
69,013
|
50,29
|
4.1.2
Penyaringan
Ukuran
Screen
|
Screen
3
|
Screen
2
|
||||
Kel
1
|
Kel
3
|
Kel
5
|
Kel
2
|
Kel
4
|
Kel
6
|
|
10
|
0%
|
0%
|
0%
|
0%
|
0%
|
0%
|
14
|
33,2 %
|
24,6%
|
31,7%
|
5,5 %
|
12,7%
|
13,5%
|
18
|
24,1 %
|
26,3%
|
21,2%
|
13,4%
|
21,9%
|
20,9%
|
30
|
17,5%
|
19,1%
|
18,3%
|
38%
|
29,7%
|
25%
|
Ls
|
24,9%
|
29,5%
|
28,4%
|
42%
|
34,2%
|
40%
|
Kehilangan
|
0,3%
|
0,5%
|
0,4%
|
1,1%
|
1,5%
|
0,6%
|
4.2
Pembahasan
4.2.1
Penggilingan
Pada
praktikum kali ini dilakukan pengolahan secara fisik terhadap 5 kg jagung berbentuk butiran, dengan
metode penggilingan. Penggilingan dilakukan untuk mendapatkan ukuran bahan
pakan yang lebih kecil. Keuntungan lain dari penggilingan ini adalah bahan baku
akan menjadi mudah ditangani dan mempermudah proses pencampuran bahan pakan
(Koch, 1996).
Menurut
Koch dan Waldroup (1997), terdapat 2 metode pemecahan bahan baku utama, yaitu
dengan menggunakan Hammer Mill dan Roller Mill, walaupun
sebenarnya masih terdapat metode lainnya, antara lain Burr Mill (Disk
Mill). Penggilingan jagung pada kegiatan praktikum, dilakukan menggunakan disc
mill dengan menggunakan screen 2.
Penggunaan
screen akan menentukan besarnya ukuran partikel bahan pakan hasil
penggilingan. Terdapat 2 ukuran screen pada pelaksanaan praktikum, yaitu screen
2 dengan ukuran 2 mm, dan screen 3 dengan ukuran 3 mm. Pada
proses penggilingan, diamati dan dihitung waktu penggilingan untuk 5 kg jagung butir hingga menjadi serbuk
halus (mesh), serta dihitung produktivitas mesin tersebut.
Hal-hal
yang harus diperhatikan pada proses penggilingan, yaitu pemasukkan sampel,
pembukaan katup, dan karung penampung hasil penggilingan. Pemasukkan sampel
butiran jagung pada alat, sebaiknya dilakukan dengan sedikit demi sedikit
hingga bahan habis. Sampel yang terlalu banyak dan terlalu cepat dimasukkan ke
mesin ketika mesin belum selesai menggiling sampel sebelumnya, akan menghambat
kerja mesin sehingga waktu giling semakin lama.
Membuka
katup tidak boleh terlalu lebar, dan lebar bukaannya harus stabil selama proses
berlangsung. Screen 2 memiliki ukuran relatif kecil, sehingga bila dibuka
katupnya terlalu besar, maka akan membuat mesin macet dan proses penggilingan
terhambat. Butir-butir jagung yang masih besar, akan tersangkut dan menghambat
mesin, lalu mengakibatkan jumlah hasil gilingan menjadi berkurang. Untuk karung penampung, diikat dan
disambungkan dengan kuat ke bagian output mesin, agar tidak ada hasil gilingan
yang terbuang.
Penggilingan
menggunakan screen 2, memiliki waktu penggilingan 6 menit 6 detik, waktu ini
jauh lebih lama dibandingkan dengan penggunaan screen 3. Waktu giling
menggunakan screen 3, contohnya adalah data kelompok 1 yaitu 1,25 menit.
Perbedaan waktu yang cukup jauh dikarenakan ukuran screen 3 yang lebih besar,
sehingga ukuran partikel bahan yang dihasilkan tidak terlalu halus, otomatis
waktu yang terpakai untuk menggiling akan berkurang.
Perhitungan produktivitas mesin
dilakukan untuk mengetahui kemampuan mesin menghasilkan output per
jam-nya. Untuk produktivitas mesin, didapatkan hasil 50,29 kg/jam, hasil ini
terpaut jauh dengan produktivitas mesin yang menggunakan screen 3. Sebagai
contoh yaitu kelompok 1 yaitu 241,92 kg/jam. Produktivitas mesin tersebut
adalah 4x lipat dari hasil yang didapat dengan penggunaan screen 2. Seperti waktu penggilingan, hal ini juga
dipengaruhi oleh ukuran screen. Apabila ukuran screen kecil (screen
2), maka waktu giling akan semakin lama, sehingga output yang dihasilkan
dalam 1 jam mesin berjalan juga akan menjadi sedikit.
4.2.2
Penyaringan
Praktikum
ini bertujuan untuk mengetahui proporsi hasil penggilingan bahan pakan jagung
menggunakan screen yang berbeda. Pada saat penggilingan jagung kelompok
6 menggunakan screen 2, maka proporsi hasil penggilingan jagung yang
akan diketahui adalah proporsi hasil penggilingan menggunakan screen 2. Prosedur praktikum untuk mengetahui proporsi
hasil penghacuran jagung tersebut adalah dengan melakukan penyaringan
menggunakan berbagai ukuran saringan. Ukuran saringan yang digunakan
diantaranya adalah saringan no 10, 14, 18, dan 30. Semakin besar no saringan
diameter saring semakin kecil, secara berurutan besar diameternya adalah 2;
1,5; 1;dan 0,59 mm.
Penyaringan
jagung tidak semuanya bahan disaring melainkan diambil sampelnya, metode
sampling yang digunakan adalah dengan meratakan semua bahan kemudian dibagi
menjadi empat bagian. Sampel yang diambil dari total bahan pakan jagung
sebanyak 4,935 kg adalah sebanyak 1 kg. Penyaringan
pertama dilakukan dengan menggunakan saringan yang berukuran besar, yaitu no 14.
Penyaringan menggunakan saringan no 10 tidak dilakukan karena saringan no 10 diameter
saringnya adalah 2 mm dan jagung digiling menggunakan screen 2 yang
berdiameter 2 mm juga, maka dianggap seluruh bahan pakan akan lolos melewati
saringan. Kemudian penyaringan mulai dilakukan dengan berurutan menggunakan
saringan no 18, dan 30.
Berdasarkan
hasil penyaringan dan perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut: tidak lolos
saringan no 10 sebesar 0% karena dianggap lolos saring seluruhnya, tidak lolos
saringan no 14 sebesar 13,5%, tidak lolos saringan no 18 sebesar 20,9%, tidak
lolos saringan no 30 sebesar 25%, dan lolos saringan no 30 sebesar 40%. Maka
dari itu, dapat diketahui bahwa proporsi hasil penggilingan jagung
menggunakan screen 2 paling banyak yang berukuran kecil yaitu kurang
dari 0,59 mm sebesar 40% sedangkan proporsi paling sedikit yaitu partikel
jagung berukuran besar lebih dari 1,5 mm yaitu sebesar 13,5%.
Selama
penyaringan pasti ada sebagian kecil partikel jagung yang tidak terhitung
akibat tumpah atau kejadian lainnya. Maka dari itu, untuk mengetahui seberapa
besar kehilangan yang tidak terhitung selama penyaringan dilakukan perhitungan
persentasi besar kehilangan. Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus yang
telah ditentukan persentasi kehilangan sebesar 0,6%. Nilai tersebut sangat
kecil sehingga masih ditoleransi karena tidak banyak mempengaruhi proporsi
hasil penggilingan.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
(1)
Bahan pakan jagung yang digiling menggunakan disk
mill menghasilkan jagung dengan ukuran partikel yang berbeda namun secara
visual hampir sama. Hasil dari kedua proses penggilingan adalah jagung
berbentuk mesh, namun hasil penggilingan yang menggunakan screen 2
terlihat lebih halus dibandingkan yang menggunakan screen 3 karena
ukurannya lebih kecil yaitu kurang dari 2 mm.
(2)
Proporsi jagung hasil penghancuran dari penggunaan screen
yang berbeda adalah yang menggunakan screen 3 persentase jagung
terbanyak adalah yang berukuran lebih besar dari 1,5 mm dan persentase untuk
ukuran lainnya tidak jauh berbeda. sedangkan yang menggunakan screen 2
persentase jagung terbanyak adalah yang berukuran lebih kecil dari 0,59 mm dan
persentasenya semakin kecil pada ukuran partikel yang semakin besar.
5.2
Saran
Dalam melakukan penggilingan
menggunakan screen 2, dianjurkan untuk membuka katup Disk mill secara
perlahan agar proses penggilingan tidak mengalami kendala.
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang.,
Kalsel., 2011. www.kalsel.litbang.deptan.go.id. [Diakses pada 7 Oktober 2016]
Kamal,
M., 1994. Nutrisi Ternak I. Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta
Koch,
K. 1996. Hammer mills and roller mills.
MF-2048 Feed Manufacturing, Department of Grain Science and Industry, Kansas
State University. 8 pp.
Maksindo. 2015. Mesin Penepung (Diskmill). http://www.maksindo.com/mesin-penepung-disk-mill.html
[Diakses
pada 7 Oktober 2016]
Murtidjo,
A. G. 2003. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius, Yogyakarta.
Tilman.1998.
Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
Waldroup,
P.W. 1997. Particle Size Reduction of
Cereal Grains and its Significance in Poultry Nutrition. Technical Bulletin
PO34-1997, American Soybean Association, Singapore. 14 pp
LAMPIRAN
Gambar 1. Penimbangan sampel jagung Gambar 2. Pemasukan
sampel ke
dalam Disk mill
Gambar 3. Penarikan katup Disk mill Gambar 4. Penarikan katup Disk mill
Gambar 5. Penimbangan sampel jagung Gambar 6.
Penyaringan sampel jagung
Komentar
Posting Komentar